Bulan Kebaikan Adalah

Bulan Kebaikan Adalah

Bulan Ramadan, bulan yang penuh dengan keberkahan atau yang dikenal dengan bulan puasa sangat dinantikan oleh umat Islam sedunia. Umat Islam menyambut datangnya bulan Ramadan ini dengan senang hati karena pada bulan ini Allah subhanahu wa ta’ala membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka, serta membelenggu setan. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

“Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).

Pada bulan suci Ramadan ini, umat Islam banyak melakukan amalan baik serta ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Di antara ibadah yang paling utama adalah ibadah puasa selama satu bulan. Perintah ibadah puasa pada bulan Ramadan adalah perintah Allah sebagaimana yang difirmankan pada surat Al-Baqarah ayat 183,

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”  (Q.S. Al-Baqarah [2: 183])

Bulan Ramadan juga merupakan bulan yang penuh kebaikan di dalamnya. Pada bulan ini banyak muslim berlomba-lomba menebar kebaikan sosial dengan memberikan makanan dan minuman untuk berbuka puasa di masjid-masjid, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.

Selama bulan Ramadan, Allah subhanahu wa ta’ala melipat gandakan pahala atas amal kebaikan dan ibadah yang dikerjakan umat muslim. Selain amalan kebaikan sosial, amalan kebaikan secara individu juga dikerjakan. Misalnya dengan memperbanyak ibadah sunah, seperti  menunaikan salat sunah (salat duha, salat rawatib, dan salat tarawih yaitu salat malam yang dilaksanakan di bulan Ramadan), serta  banyak membaca Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman umat Islam.

Al-Qur’an juga diturunkan pertama kali pada bulan Ramadan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam  melalui malaikat Jibril. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia sebagai pembeda untuk menjelaskan mana yang haq dan yang bathil, mana yang benar dan mana yang salah. Seperti tertuang dalam Surat Al Baqarah ayat 185, Allah ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Baqarah [2:185])

Pada bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk selalu membaca dan mengamalkan Al-Qur’an untuk meraih keberkahan hidup. Dengan fungsi Al-Qur’an itulah Al-Qur’an memiliki peran yang sangat penting dalam menjalani hidup. Tujuannya agar hidup berjalan dalam kebenaran dan keselamatan di dunia dan akhirat. Oleh karenanya, kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an. Setidaknya kita dapat mencoba untuk khatam membaca Al-Qur’an satu kali selama bulan Ramadan.

Selain kebaikan-kebaikan di atas, dalam bulan Ramadan ada satu malam yang kebaikannya lebih dari 1000 bulan yang disebut malam Lailatul Qadar. Disebut lebih baik dari 1000 bulan karena amalan dan ibadah yang dilakukan pada Lailatul Qadar lebih baik dari amalan yang dilakukan selama seribu bulan. Hal itu didasarkan pada firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Surat Al-Qadr ayat 3,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

“Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Q.S. Al-Qadr [97:3])

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menerima ibadah puasa kita dengan segala pahala kebaikan yang ada di bulan Ramadan. Amin.

Penulis: Asti Maharti Niken Sari (Staf ITCentrum – Informatika UII)

Bulan Rajab merupakan bulan persiapan menuju bulan Ramadhan. Saat ini kita telah memasuki bulan Rajab. Rasulullah, para sahabat dan juga para orang sholeh tidak pernah menghilangkan kesempatan untuk beribadah di bulan ini. Bulan mulia ini diumpamakan seperti bulan untuk menanam benih sedangkan bulan menunaikan merupakan bulan Ramadhan maka sangat sayang untuk dilewatkan.

Rasulullah sangat memperhatikan amalan di bulan mulia ini karena di bulan ini memiliki banyak keutamaan, salah satunya terdapat satu malam yang mustajab jika berdoa sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm:

بَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ:

فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ

Maknanya: “Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam Jumat, malam hari raya Idul Adha, malam hari raya Idul Fitri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya’ban.”

Malam pertama bulan Rajab sudah berlalu bagi yang belum mengoptimalkannya masih bisa mengejar di malam-malam setelahnya selama bulan mulia ini.

Dzikir yang sangat dianjurkan dibaca pada bulan Rajab adalah istighfar yang berbunyi:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ

Latin: Rabbighfirli warhamni watub ‘alayya.Artinya: Ya Tuhanku ampunilah aku, rahmatilah aku, dan terimalah taubatku.

Menurut ustadzah Halimah Alaydrus,  menganjurkan istigfar dibaca pada waktu selepas sholat subuh dan magrib langsung selepas sholat sebelum membaca zikir yang lainnya sebanyak 70 kali.

Rasulullah SAW selalu mengerjakan puasa bulan Rajab. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya:

“Telah menceritakan kepada kami ‘Utsman ibn Hakim al-Anshari berkata, aku bertanya kepada Sa’id ibn Jubair tentang puasa Rajab, padahal pada waktu itu di bulan Rajab, dia menjawab, aku pernah mendengar Ibn Abbas berkata, Rasulullah SAW berpuasa (Rajab) terus hingga kami berkata, beliau tidak berbuka, dan (pada waktu yang lain) beliau berbuka hingga kami berkata, nabi tidak puasa.” (HR. Muslim).

Makruh hukumnya jika dilakukan selama 1 bulan penuh. Disarankan melakukan puasa Rajab dilakukan dengan bertepatan pada hari-hari utama dalam bulan ini. Seperti pada ayyâmul bîdh (tanggal 13, 14, dan 15), hari Senin, Kamis, dan Jumat. Puasa Rajab juga bisa dilaksanakan dengan satu hari berpuasa dan satu hari tidak (puasa Daud).

Bagi orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan, diperbolehkan untuk mengqadhanya bersamaan puasa sunah Rajab. Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syattha’ (w. 1892 M.) dengan mengutip fatwa Al-Barizi, andaikan puasanya hanya niat qadha, maka otomatis juga memperoleh kesunahan puasa Rajab. (Sayid Bakri, Hâsyiyah I’ânah at-Thaâlibîn, juz 2, halaman: 224).

Bersedekah termasuk amalan yang sangat baik untuk dilakukan pada saat bulan Rajab. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Nabi Muhammad SAW bersabda, siapa yang sedekah di bulan Rajab maka Allah Ta’ala menjauhkan dirinya dari neraka sejauh jarak terbang seekor burung elang yang terbang dari kecil hingga mati.”

Hadirnya bulan ini yang menyapa hamba merupakan isyarat dan kesempatan agar setiap hamba meningkatkan seluruh amalnya termasuk di dalamnya bersedekah.

Sedekah di Bulan Rajab untuk bantu para lansia: Bahagiakan Lansia Pra Sejahtera

Memperbanyak sholat sunnah terutama sholat malam menjadi amalan baik pada bulan ini. Keutamaan yang besar pada bulan ini sangat sayang untuk dilewatkan untuk berdoa baik pada saat shalat maupun diluar sholat. Sedangkan salah satu tempat diijabah doa adalah pada saat sholat.

NILAI-NILAI KEBAIKAN DAN SIKAP KEAGAMAAN DI BULAN RAMADHAN

Oleh: Affan, S.Pd.I., M.M.

Budaya adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah (https://kbbi.web.id/budaya). Dari arti budaya versi KBBI inilah yang menjadi formula penulis dalam menelaah fenomena kontinu yang setiap tahun terjadi di bulan Ramadhan yang mulia ini. Kewajiban puasa termaktub dalam surat Surat Al-Baqarah ayat 183 dan diwajibkan pada tahun kedua Tahun Hijriyah dan merupakan rukun Islam yang ketiga. Penulis ingin menyampaikan bahwa bulan Ramadhan mengandung nilai-nilai kebaikan (good values) dan sikap keagamaan (religion attitude). Sebagai tambahan pengetahuan, religion attitude itu merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan bentuk keimanannya.

Good values di bulan Ramadhan yang mulia lazimnya dimulai dari peribadatan, seperti shalat berjamaah lima waktu, sholat isya’ dan dilanjutkan dengan sholat tarawih berjamaah, tadarrus berjamaah, melaksanakan takjil (berbuka puasa) bersama, dan bahkan mudik dan balik ke kampung halaman pun berjamaah, serta bentuk nilai-nilai baik dan positif keagamaan lainnya. Good values dan religion attitude tersebut merupakan sebuah keniscayaan yang harus diterima (baik oleh kalangan seagama [dalam hal ini umat Islam sendiri] ataupun oleh umat yang tidak seagama). Dus, sesuai dengan arti budaya dalam KKBI di atas), maka Nilai-nilai Islam di bulan Ramadhan akan membudaya dengan sendirinya.

Fenomena (tahun-an) ini menunjukkan bahwa semua nilai-nilai kebaikan (good values) dan sikap keagamaan (religion attitude) itu (disadari atau tidak) merupakan bentuk kudrat iradat dan ayât Allah SWT. dan Allah SWT. ini ‘ingin’ menunjukkan bahwa bulan Ramadhan merupakan banyak nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai positif ke-Islam-an yang seyogyanya dilakukan oleh umat Islam itu sendiri atau menjadi tambahan kebaikan bagi pemeluk agama lainnya. Dan bahkan kebaikan-kebaikan di Bulan Ramadan akan tetap senantiasa ada dan eksis sampai hari kiamat kelak.

Dari sisi perekonomian, bahwa pedagang kaki lima menjadi ramai ketika orang-orang yang berpuasa (atau bahkan yang tidak berpuasa) mencari sekedar takjil (makanan untuk berbuka), terutama fenomena ngabuburit yang hanya terjadi ketika bulan Ramadhan tiba. Pada pertengahan atau bahkan sejak awal Ramadhan, supermarket, minimarket, mall-mall, pusat-pusat perbelanjaan, banyak diminati masyarakat (terutama umat Islam) untuk hanya sekedar mencari dan mempersiapkan asesoris hari raya Idul fitri, baik untuk membeli baju baru, dan pakaian-pakaian baru, bahkan kendaraan baru (dan bahkan ide-ide baru). Geliat ekonomi ini tidak akan ada kecuali ketika bulan Ramadhan tiba sampai H-1 dari lebaran atau bahkan pasca lebaran.

Bahan bakar minyak seperti solar, pertamax, pertamax turbo, pertalite, dan BBM-BBM yang lain) akan mengalami intensitas pembelian ketika musim mudik yang hal ini hanya ada di bulan Ramadhan sampai dan bahkan pasca Hari Raya Idul Fitri. Krus keuangan dari luar negeri ke dalam negeri (dengan banyaknya warga Indonesia di luar negeri yang bekerja) pada awal Ramadhan atau bahkan 2 hari sebelum Hari raya Idzul Fitri akan mengalami peningkatan terutama sirkulasi pengiriman uang ke kerabat dan keluarga yang ada di Indonesia.

Dus, nilai plus dan esensi dari bulan Ramadhan adalah adanya kewajiban zakat fitrah (yang merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk mengeluarkannya) kepada fakir miskin dan kaum mustad’afin (kaum lemah ekonomi kesehariannya). Kewajiban membayar zakat fitrah (ketika ditinjau dari sisi keekonomian) merupakan bentuk kepedulian dan rasa sosial yang tinggi (sense of high social belonging: meminjam istilah Abi Nawal) yang seyogyanya juga merupakan salah satu bentuk good values yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. serta barokah bulan Ramadhan. Begitulah seterusnya.

Banyak pengamat muslim menjelaskan bahwa Ramadhan adalah bentuk simbol-simbol keagamaan rutinitas setiap tahun. Bahkan bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan maghfirah (ampunan Allah SWT.), bulan penuh rahmah (kasih sayang Allah SWT.), dan bulan yang akan mendapatkan doorprize ‘itqun minan nâr (akan terbebas dari siksa api neraka). Tentunya dengan ketentuan dan syarat-syarat yang berlaku versi syariat Islam.

Doorprize ini akan diperoleh apabila umat Islam (sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW.) melaksanakan nilai-nilai bulan Ramadhan dengan yakin bahwa puasa merupakan perintah Allah SWT. dan semua kebaikan yang dilakukan hanya mengharap ridha, kasih sayang serta rahmat Allah SWT. semata. Semoga kita semua termasuk dan bisa mengamalkan hadits Nabi Muhammad SAW tersebut. Wallahu a’lam bis sawab.

Editor: Achmad Firdausi / Humas